Pelatih Real Madrid, Zinadine Zidane, mengalami tekanan berat setelah Los Blancos tidak mampu tampil prima di berbagai liga, termasuk Liga Champions. Terakhir Madrid justru dibantai Paris Saint Germain (PSG) dengan skor 3-0 tanpa balas. Padahal tahun kemarin Madrid seolah tak terkalahkan di berbagai liga dan kompetisi. Kondisi ini yang membuat Zidane makin kuat untuk segera hengkang dari Real Madrid. Ada apa sebenarnya sehingga petinggi Real Madrid harus mengganti Zidane? LIVESKOR TERBARUkali ini akan mengurai tentang manajer yang telah membesarkan El Real tersebut.
Sejak debutnya di tahun 2016, Zizou telah membawa Madrid terus berkibar menggilas lawan-lawannya tanpa ampun. Tercatat ia telah mengantarkan El Real menggondol sembilan piala hanya dalam waktu tiga tahun saja, yakni tiga kali berturut-turut Liga Champions, dua kali Piala Super Eropa, dua kali Piala Dunia Klub, Piala Super Spanyol, dan LA Liga.
Kenyataan mencengangkan ini membuat Presiden Real Madrid, Florentino Perez, mati-matian merayu Zidane agar menunda maksud kepergiannya meninggalkan Real Madrid. Seperti yang diberitakan pada JADWAL BOLA, Zizou telah pamitan meninggalkan El Real dalam konferensi pers pada Mei 2018 lalu sesaat setelah ia berhasil mengantarkan Piala Champions yang ketiga kalinya kepada Presiden Real Madrid itu.
Mauricio Pochettino Manajer Masa Depan
LIVE SKOR TERBARU telah memprediksi, bahwa Mauricio Pochettino akan menggantikan posisi Zidane di Madrid. Mauricio Pochettino, kelahiran Argentina (47) dengan setia memelihara Tottenham Hotspur sejak 2014. Kini, kontrak itu diperpanjang hingga lima tahun ke depan. Pochettino dikenal sebagai pelatih yang sangat loyal. Dany Levy, Bos Tottenham, tidak memilih Pochettino tanpa alasan. Pochettino dapat mengemas pemain “seadanya” menjadi pemain cekatan dan tajam. Tak heran jika Real Madrid dan Manchester United dibuat tergiur dan akan meminangnya.
Setelah kontraknya di Spurs usai dan ada tawaran dari klub raksasa Manchester United dan Real Madrid, gairah Pochettino kembali meningkat. Pasalnya, sejak berkiprah lima tahun di Spurs, Pochettino “dipaksa” melatih anak-anak Tottenham dengan dana pas-pasan. Berkali-kali Pochettino meminta satu atau dua pemain lumayan kepada Bos Tottenham untuk menajamkan Spurs jika ingin sedikit berhasil di Liga Inggris. Alih-alih mengabulkan, Tottenham justru ditinggalkan banyak pemainnya karena gaji yang kecil.
Tottenham bisa dibilang klub yang sulit berkembang berada di papan bawah klasemen Inggris. JADWAL BOLA mencatat prestasi terakhirnya di raih 28 tahun silam saat menjuarai Piala FA dan 11 tahun lalu saat memenangi Piala Liga. Kini, dengan pemain ala kadarnya, Pochettino harus bekerja keras untuk mendorong agar Lilywhites kembali moncer. Perjuangan Pochettino tidak sia-sia. Pada saat terakhir keberadaanya di Spurs, anak buah Pochettino memberikan hadiah besar kepadanya saat tampil sebagai runner-up di Liga Champions 2019. Fakta ini membuat Dany Levy bersorak dan segera memperpanjang kontrak dengannya. Sebab klub raksasa Real Madrid dan Manchester United tengah bersiap meminangnya. Bos Real Madrid kabarnya akan membegal manajer tampan ini dari Tottenham Hotspur berapapun harga yang diminta Bos Spurs tersebut.
Mempertimbangkan kondisi keuangan Spurs yang menipis, ditambah renovasi stadion yang tak kunjung usai, memungkinkan Dany Levy untuk memikirkan kembali bayaran fantastis jika mau melepaskan Pochettino ke kandang Santiago Bernabeu. Jika ini yang terjadi, maka kekuatan Real Madrid benar-benar mengerikan. Bienvenido al Santiago Bernabeu, Pochenttino. |